Tanjungpandan-16 Juli 2025. Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung mengadakan kegiatan Evaluasi Program Surveilans PD3I bertempat di Hotel Green Tropical Village. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan dan pencapaian indikator program surveilans Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) dan melakukan evaluasi terhadap capaian, hambatan, dan tindak lanjut yang diperlukan untuk kemajuan program.
Berdasarkan data WHO, Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi. WHO mencatat bahwa jutaan anak meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini karena tidak mendapatkan imunisasi lengkap.
Indonesia termasuk salah satu negara dengan banyak anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap, hal ini berkontribusi pada munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I seperti campak, difteri, dan polio. Imunisasi sendiri merupakan upaya kesehatan masyarakat yang paling hemat biaya dan berdampak positif dalam mewujudkan derajat kesehatan ibu dan anak, serta membentuk kekebalan komunitas atau herd immunity.
Berikut ini grafik capaian Indikator Surveilans AFP Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung :
Berikut ini tabel Target capaian penemuan kasus AFP dan Campak di Kabupaten Belitung :
Acara Evaluasi ini dihadiri oleh 39 peserta yang terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten Belitung yang menjadi Narasumber, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, staf surveilans dan imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, serta Kepala Puskesmas dan Pemegang Program Surveilans, Imunisasi, dan Laboratorium Puskesmas se-Kabupaten Belitung.
Dalam kegiatan ini, dibahas pemaparan capaian program surveilans dan program imunisasi Kabupaten Belitung serta materi manajemen pelayanan imunisasi sesuai Pedoman Praktis Manajemen Program Imunisasi di Puskesmas. Diskusi aktif juga dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan dan hambatan dalam program imunisasi dan inovasi cara mempromosikan dan mengajak masyarakat untuk melakukan imunisasi.
Diharapkan melalui kegiatan ini, kapasitas petugas program surveilans, program imunisasi dan laboratorium di Puskesmas dapat meningkat, yang pada gilirannya akan berdampak pada peningkatan capaian imunisasi rutin dan imunisasi kejar. Kegiatan ini merupakan langkah penting untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan program surveilans, program imunisasi dan laboratorium demi terwujudnya masyarakat yang lebih sehat.